Wednesday, July 16, 2014

Hipnosis, Mengendalikan atau Memengaruhi?


Seperti yang sudah pernah saya bahas pada artikel-artikel saya yang lalu, banyak orang awam yang memiliki anggapan bahwa hipnosis adalah ilmu yang digunakan untuk "mengendalikan" pikiran orang lain. Apakah benar seseorang bisa dikendalikan menggunakan hipnosis? Daripada Anda semakin bingung, saya akan mulai jelaskan.

Menurut pendapat saya pribadi selama saya mempelajari hipnosis, hipnosis merupakan ilmu atau kemampuan/keterampilan untuk memengaruhi pikiran orang lain, bukan mengendalikan. Apa perbedaan mengendalikan dan mempengaruhi? Begini, pernahkah Anda bermain mobil-mobilan yang menggunakan remote control? Ketika mobil-mobilan bergerak ke depan, ke belakang, ke kanan, dan ke kiri tanpa ada perlawanan, itulah yang dinamakan dengan mengendalikan. Jika seseorang dikendalikan, pasti secara otomatis orang tersebut akan menuruti apapun yang diminta oleh orang yang mengendalikan tanpa ada perlawanan, layaknya mobil-mobilan. Benar begitu, bukan? Tetapi pada kenyataannya, hipnosis tidaklah seperti itu. Buktinya, masih ada sugesti-sugesti yang jelas bisa ditolak atau tidak diterima oleh pikiran subyek.

Nah, sedangkan pengertian memengaruhi adalah, seseorang yang dipengaruhi masih bisa memilih untuk mengatakan YA atau TIDAK ketika diberikan instruksi atau informasi oleh orang yang memengaruhi. Contoh sederhananya seperti ini:

A: Mas, saya mau pergi ke pasar tapi motor saya lagi ada di bengkel. Kira-kira bisa nganterin saya nggak, mas? Nanti uang bensinnya saya ganti deh mas.
B: Emm... gimana ya? Sebenarnya sih saya bisa, tapi saya masih harus nyelesaikan pekerjaan saya dulu nih. Soalnya pekerjaan ini penting sekali. Lain kali saja ya, nanti biar saya carikan ojek.

Dalam cerita tersebut, B sebenarnya benar-benar sedang butuh uang. Tetapi B juga tidak bisa meninggalkan pekerajaan yang sedang dikerjakannya, karena pekerjaan tersebut jauh lebih penting. Maka, dia memiliki kesempatan untuk menerima tawaran A atau menolaknya. Benar, kan? Dan akhirnya B lebih memilih untuk menolaknya, karena pekerjaannya jauh lebih penting. Nah, seperti itulah kira-kira bagaimana proses hipnosis terjadi. 

Hipnotis (praktisi hipnosis) bisa saja memberikan "iming-iming" pada sugesti yang diberikan kepada subyek, yang mungkin bisa memberikan keuntungan kepada subyek. Tetapi jika subyek tetap menganggap iming-iming tersebut sebagai suatu hal yang tidak menguntungkan baginya, mau bagaimana lagi? Subyek memiliki kesempatan untuk mengatakan YA atau TIDAK. Dan jika hal tersebut terasa tidak terlalu menguntungkan bagi subyek, tentu subyek akan lebih memilih untuk mengatakan TIDAK.

Jadi kesimpulan dari artikel ini adalah, hipnosis hanya bisa memengaruhi pikiran seseorang. Bukan mengendalikan sepenuhnya layaknya sebuah mainan atau boneka. Apakah ada pertanyaan? Jika tidak, alhamdulillah, berarti Anda sudah semakin paham tentang apa itu hipnosis. Tetapi jika belum, Anda boleh melayangkan pertanyaan sepuasnya kepada saya melalui akun facebook atau twitter saya, atau bisa juga dengan cara mengisi form pertanyaan di halaman kontak. (bds.)


EmoticonEmoticon